Memetakan Masa Depan Berkelanjutan: ASEAN, Jepang, dan UNDP Luncurkan Proyek Inovasi Ekonomi Biru
14 May 2024
Jakarta, 14 Mei 2024 - Hari ini Sekretaris Jenderal ASEAN bersama dengan Duta Besar Jepang untuk ASEAN dan Kepala Perwakilan UNDP Indonesia secara resmi meluncurkan proyek ASEAN Blue Economy Innovation. Inisiatif ASEAN yang didukung oleh Pemerintah Jepang dan UNDP yang berkantor di Jakarta ini mengajak inovator dari sepuluh negara ASEAN dan Timor Leste untuk menjawab tantangan dan mendorong kemajuan di sektor biru, yang mencakup ekosistem laut dan air tawar.
Proyek ini mencakup tiga kegiatan utama: ASEAN Blue Innovation Challenge, Program Inkubasi, dan program Temu Usaha (Business Matchmaking). Melalui ketiga inisiatif tersebut, 60 inovator terpilih akan menerima dukungan finansial, masing-masing hingga 40.000-dollar AS. Mereka juga akan diikutsertakan ke dalam program pendampingan selama program inkubasi untuk menyempurnakan dan mengkomersialisasikan solusi mereka selama periode enam bulan. Selain itu, selama menjalani kegiatan Business Matchmaking, tim pemenang berkesempatan mempresentasikan solusi inovatif mereka kepada komunitas bisnis, pemodal, dan investor untuk memperoleh akses ke investasi biru di wilayah tersebut.
Dalam acara peluncuran proyek di Sekretariat ASEAN, Sekretaris Jenderal ASEAN, H.E. Dr. Kao Kim Hourn menyampaikan pidato pembukaannya melalui rekaman video. Beliau menyebutkan bahwa momentum kehadiran proyek ASEAN Blue Economy Innovation sangat strategis karena bertepatan dengan persiapan kawasan ASEAN dalam mengimplementasikan Kerangka Kerja Ekonomi Biru ASEAN. “Proyek ini tidak hanya bertujuan memperbaiki hasil ekonomi dari sektor kelautan, tapi juga meningkatkan resiliensi masyarakat pesisir dalam menghadapi perubahan iklim dan degradasi lingkungan. Inisiatif ini menjadi perwujudan komitmen ASEAN dalam memanfaatkan ekonomi biru untuk pembangunan regional, keberlanjutan lingkungan, dan inklusi sosial-ekonomi,” ucap Dr. Kao Kim Hourn.
Wakil Sekretaris Jenderal ASEAN untuk Komunitas Ekonomi ASEAN, H.E. Satvinder Singh, mengatakan, "Sejak diadopsinya Kerangka Kerja Ekonomi Biru ASEAN pada bulan September 2023, kami terus mengambil langkah maju dalam upaya bersama kami untuk meningkatkan pemanfaatan sumber daya laut dan air tawar secara berkelanjutan demi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat ASEAN. Proyek perintis ini juga semakin menegaskan komitmen dan kesiapan ASEAN dalam memimpin kerja sama regional dan integrasi ekonomi terkait inovasi ekonomi biru."
ASEAN berada di garis depan potensi maritim dunia. ASEAN juga memiliki beragam sumber daya kelautan dengan estimasi nilai pasar hingga 2,5 triliun dollar AS per tahun atau lima persen dari ekonomi global.
Seiring besarnya potensi ekonomi biru ASEAN, ada berbagai tantangan yang dihadapi oleh negara-negara ASEAN. Isu seperti penangkapan ikan berlebih, degradasi habitat, dan polusi laut menjadi ancaman yang signifikan bagi ekosistem laut dan air tawar di kawasan ini. Hal ini mempertegas kebutuhan mendesak akan upaya kolaboratif dan terpadu untuk mengatasinya.
Duta Besar Jepang untuk ASEAN, H.E. Kiya Masahiko mengatakan, “Kerja sama ASEAN-Jepang telah mengawali perjalanan baru menuju 50 tahun ke depan. Jepang terus mendorong kesuksesan ASEAN di ranah ekonomi dan inovasi biru yang baru ini. Saya menantikan kerja sama dengan Anda semua untuk membuat proyek ini berdampak bagi masyarakat di seluruh wilayah. Saya juga berharap proyek ini akan menjadi katalisator untuk semakin mendorong kerja sama dan investasi di bidang ini.”
Sejalan dengan pesan Duta Besar Kiya perihal pentingnya kolaborasi, Perwakilan Residen UNDP Indonesia, Norimasa Shimomura, mengatakan, "Kolaborasi dan inovasi adalah kunci untuk mengatasi tantangan dalam memanfaatkan dan mengelola ekosistem laut dan air tawar secara berkelanjutan. Dari kantor kami di Jakarta, kami berharap proyek inovasi ekonomi biru ini akan bermanfaat bagi negara anggota ASEAN dan Timor Leste dalam mengembangkan potensi ekonomi biru di negara-negara tersebut."
Lebih lanjut, UNDP telah mengadvokasi sektor biru dalam skala global selama lebih dari 25 tahun. UNDP telah memobilisasi lebih dari 1 miliar dollar AS untuk melindungi dan merestorasi laut di lebih dari 100 negara dan terus berkomitmen mendorong ekonomi biru global yang berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya laut dan air tawar untuk pembangunan yang inklusif. Sebagai contoh, di Indonesia, UNDP telah membantu mewujudkan visi Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerja sama multilateral dengan tujuan melindungi lingkungan laut dan mendorong ekonomi biru. Melalui Archipelagic Island States (AIS) Blue Hub.
Pendaftaran untuk ASEAN Blue Innovation Challenge masih terbuka hingga 31 Mei 2024 tengah malam waktu Jakarta. Bagi inovator dari negara ASEAN dan Timor Leste, Anda masih memiliki waktu untuk mengusulkan solusi yang tepat untuk mengatasi isu perubahan iklim, polusi plastik di laut, serta perikanan dan pariwisata berkelanjutan melalui www.undp.org/indonesia/blueinnovation.
Tentang ASEAN
Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, atau ASEAN didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, dengan ditandatanganinya Deklarasi ASEAN (Deklarasi Bangkok) oleh para Pendiri ASEAN: Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Brunei Darussalam bergabung dengan ASEAN pada tanggal 7 Januari 1984, diikuti oleh Vietnam pada 28 Juli 1995, Laos dan Myanmar pada 23 Juli 1997, dan Kamboja pada 30 April 1999, sehingga saat ini terdapat sepuluh negara anggota ASEAN.
Tentang UNDP
UNDP adalah organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menempati posisi terdepan dalam perjuangan untuk mengakhiri ketidakadilan akibat kemiskinan, ketidaksetaraan, dan perubahan iklim. Bekerja sama dengan jaringan ahli dan mitra kami yang luas di 170 negara, kami membantu berbagai negara untuk membangun solusi yang terintegrasi dan berkelanjutan bagi manusia dan planet ini. Pelajari lebih lanjut di undp.org/Indonesia atau ikuti di @undpindonesia.
Kontak media
Mustika L. Hapsoro Media Officer, Community Relations Division, ASEAN Secretariat, mustika.hapsoro@asean.org
Devi Nugraha (Devin) Head of Communications, UNDP Indonesia, devi.nugraha@undp.org